Part V
Ku tatap tajam matamu, setelah kau menyelesaikan pertanyaan konyolmu. “Apa yang salah dengan pertanyaan ku?” Tanyamu spontan “Tak semestinya kau mengusik masa lalu” Jawab ku Dan kau terdiam tertunduk dengan tatapan kosong, hatimu masih tetap dingin mengalahkan angin sore itu. Berapa lama lagi aku harus berusaha paham dengan nalarmu? Sejauh apa sabarku untuk menunggu kerasnya hatimu? Apa kau sadar logikamu saat ini sedang mempermainkan ku? Mataku memerah, perlahan di ujung pelupuk memanas dan ahhh… tak bisa ku tahan air mata ku mulai membanjiri pipi ku. Kau mulai menatap ku, dan memberi ku sapu tangan yang ada di sakumu. Sepertinya kau sadar kali ini dimana letak kesalahanmu. Ku alihkan pandangan ku dan tak ingin berlama-lama beradu tatap denganmu. “Sepertinya kita butuh waktu untuk mempertimbangkan hubungan ini” Jawab ku tegas. Seolah kalimat ambigu yang baru saja ku ucapkan menjadi satu penjelasan yang tak berujung untuk mu. “Kau yakin? Tapi aku tak i...